Produk Pangan Ilegal dan Kedaluwarsa Banyak Ditemukan di Perbatasan

Jakarta-TBN.com: Produk pangan ilegal karena tanpa izin edar dan kedaluwarsa banyak ditemukan di daerah perbatasan.

Selain daerah perbatasan, produk-produk jenis ini juga membanjiri daerah yang merupakan pintu masuk daerah seperti daerah pelabuhan. Wilayah-wilayah yang dibanjiri produk ini antara lain Aceh, Batam, Pekanbaru, Pontianak, Jakarta, dan Jayapura.

Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy Sparringa mengatakan pengawasan yang dilakukan terkait dua hal yaitu pangan olahan dan pangan takjil.

Peredaran pangan ilegal di daerah perbatasan khususnya Sumatra terbilang cukup tinggi. Total nilai pangan olahan ilegal yang beredar mencapai Rp6,9 miliar atau sekitar 76%. Jumlah ini meningkat dari 2012 yang sebesar 63%.

Wilayah yang kerap dibanjiri produk pangan TIE (tanpa izin edar) dan kedaluwarsa adalah wilayah yang tergolong kedalam Free Trade Zone.

“Banyak yang menyalahartikan istilah Free Trade Zone dengan bebas memasukkan apa saja padahal persyaratan tetap berlaku,” jelas Roy saat ditemui pada Kamis (1/8).

Jenis produk yang paling sering ditemukan adalah coklat, minuman berenergi, minuman kaleng dan kembang gula. Sementara negara asal produk TIE dan kedaluwarsa adalah Malaysia, Thailand, Singapura, Italia, dan Jerman.

Produk kedaluwarsa banyak beredar di daerah yang jauh dari sentra produksi dan distribusi serta memiliki akses yang sulit terhadap transportasi. Daerah-daerah tersebut antara lain Aceh, Kupang dan Jayapura.

Jenis produk kedaluarsa yang banyak ditemukan, lanjutnya, adalah biskuit, bumbu instan, dan makanan ringan. “Nilai dari produk TIE yang beredar mencapai total Rp5,2 miliar. Sedangkan nilai produk kedaluwarsa mencapai Rp1 miliar,” urai Roy.

Batam merupakan wilayah yang paling banyak ditemukan produk TIE. Nilai temuan produk semacam ini di Batam mencapai Rp 4,7 miliar.

 

Kepala Balai Besar POM Batam I Gusti Ayu Adhi Aryapatni mengatakan permintaan masyarakat akan produk TIE terbilang tinggi. Beberapa produk TIE yang ditemukan antara lain Susu Milo kemasan dan Susu Bear Brand.

 

Mengawasi tujuh Kabupaten dan dua Kota, Balai Besar POM Batam mengatakan daerah Tanjung Balai karimun merupakan daerah dimana produk TIE sering ditemukan.

Sumber : Metrotvnews.com