Sejarah Kota Jayapura

Kota Jayapura 2012 (Foto : suhatrigroup.blogspot.com )

TBN.com : Kota Jayapura yang terletak paling timur wilayah Indonesia memiliki riwayat yang unik. Sebelum menjadi Jayapura yang kita kenal sekarang, kota ini pernah menyandang berbagai nama. Ikuti riwayatnya berikut ini :

Sesudah Ortis de Frets menyusul lagi pengarung – pengarung samudera yang lain antara lain ALVARO MEMDANA DE NEYRA ( 1567 ), ANTOMIO MARTA ( 1591 – 1593 ), dan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa orang-orang Spanyol pun pernah ada kontak dan sentuhan dengan penduduk di Jayapura dan sekitarnya.

Selanjutnya Besleit (Surat Keputusan) Gubernemen Hindia Belanda Nomor 4 tanggal 28 Agustus 1909 kepada Asisten residen, di Manokwari diperbantukan 1 detasemen (4 Perwira + 80 tentara). Dalam surat keputusan tersebut antara lain tertera ( dalam bahasa Belanda ) diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Sebagai lanjutan dari pelaksanaan surat keputusan ini, maka pada tanggal 28 September 1909 kapal “EDI” mendaratkan satu detasemen tentara dibawah komando Kepten Infanteri F.J.P SACHSE, segera dimulai menebang pohon-pohon kelapa sebanyak 40 pohon, tetapi segera pula pembayaran ganti rugi harus dilakukan kepada pemiliknya seharga 40 ringgit atau 40 * f 2,50 = f 100,- (seratus gulden / rupiah). Suatu jumlah uang yang sangat besar waktu itu – 1910 seorang ahli lain bernama KIELICH menulis “Hollandia kostte vierting (40) rijk daalders” Jayapura harganya 40 ringgit atau f 100,- (seratus gulden / rupiah). Berdirilah kompamen pertama yang terdiri dari tenda-tenda, tetapi segera diusahakan untuk mendirikan perumahan-perumahan dari bahan sekitar tempat itu.Penghuni-penghuni pertama terdiri dari 4 Perwira, 80 anggota tentara, 60 pemikul, beberapa pembantu dan isteri-isteri para angkatan bersenjata ini, total keseluruhan berjumlah 290 orang.

Ada dua sungai masing-masing Numbai dan Anafri yang menyatu dan bermuara di teluk Numbai atau Yos Sudarso, dengan sebutan populer muara sungai Numbai. Sungai Numbai – Anafri mengalir melalui satu ngarai yang berawa-rawa penuh dengan pohon-pohon sagu dan bermata air di pegunungan Cycloop. Karena Patroli perbatasan Jerman memberi nama ‘Germanihoek” (pojok Germania/Jerman) kepada kompamennya, maka Kapten Sachse memberi nama “HOLLANDIA” untuk tempat mereka (Belanda).

Hari jadi Hollandia dilukiskan sebagai berikut : “Pada hari itu 7 Maret 1910 cuaca buruk tetapi suasana diantara penghuni eksplorasi detasemen sangat baik. Keempat brigade berkumpul dalam sikap upacara sekeliling tiap bendera dengan pakaian yang rapih dan bersih serta dengan kancing-kancing yang berkilat. Kapten Sachse berpidato mula-mula dalam Bahasa Belanda, kemudian dalam Bahasa Melayu dengan penuh semangat. Sesudah itu dia memberi komando :

“Dengan nama Ratu naikkan bendera! Semoga dengan perlindungan Tuhan tidak akan diturunkan sepanjang masa”.

Segera setelah bendera berkibar semua kelewang atau sangkur disentakkan dari sarungnya dan terdengar teriakan : “Hura-hura-hura”. Lahirlah Hollandia.

Dengan demikian hari jadi kota Jayapura sejak 7 Maret 1910. Timbul pertanyaan mengapa nama asli lokasi BAU O BWAI (bahasa Kayupulo), secara populer NUMBAI diganti HOLLANDIA ? pemberi nama Hollandia adalah seorang Belanda,  Kapten Sachse, tidak mau tahu dan tidak minta persetujuan pemilik tanah lokasi itu. Yang penting selera saya Sachse dari Holland / Belanda. Apa arti Hollandia ? Hol = lengkung; teluk, land = tanah; tempat. Jadi Hollandia artinya tanah yang melengkung atau tanah / tempat yang berteluk. Negeri Belanda atau Holland atau Nederland – geografinya menunjukkan keadaan berteluk teluk. Georgrafi kota Jayapura hampir sama dengan garis pantai utara negeri Belanda itu. Kondisi alam yang lekuk-lekuk inilah yang mengilhami Kapten Sachse untuk mencetuskan nama Hollandia di atas nama asli Numbay. Numbay ditimpa atau diganti nama sampai 4 kali ; Hollandia-Kotabaru-Sukarnopura-Jayapura, yang sekarang dipakai adalah “JAYAPURA”.

Sumber : http://uniqpost.com